Kriteria Leading Indicators Safety yang Efektif
|
Berbagai perusahaan atau organisasi saat ini telah menjadikan leading indicators sebagai langkah untuk mengembangkan budaya keselamatan di area kerjanya. Sehingga gagasan untuk memulai beralih ke Leading indicators bukanlah menjadi hal baru lagi.
Tentunya ini akan mengurangi ketergantungan suatu perusahaan terhadap keinginan untuk mencapai lagging indicators saja tanpa diikuti peningkatan budaya keselamatan pada area kerja.
Walaupun saat ini masih banyak perusahaan tambang yang menganut pencapaian lagging saja, sebagai contoh banyak perusahaan pertambangan yang hanya menentukan objective tahunan dan kemudian diserahkan ke perusahaan jasa pertambangan. Penentuan objective ini tidak diterjemahkan dalam program-program kerja untuk mencapai objective yang ditentukan.
Tentunya ini akan mengurangi ketergantungan suatu perusahaan terhadap keinginan untuk mencapai lagging indicators saja tanpa diikuti peningkatan budaya keselamatan pada area kerja.
Walaupun saat ini masih banyak perusahaan tambang yang menganut pencapaian lagging saja, sebagai contoh banyak perusahaan pertambangan yang hanya menentukan objective tahunan dan kemudian diserahkan ke perusahaan jasa pertambangan. Penentuan objective ini tidak diterjemahkan dalam program-program kerja untuk mencapai objective yang ditentukan.
Perusahaan jasa pertambangan (kontraktor) akan membuat program masing-masing, hal ini akan sangat berpotensi ketidaksesuaian antara tujuan objective dan program yang dibuat. Sehingga wajar saja jika masih banyak terjadi kecelakaan dan bahkan objective yang telah dibuat tidak tercapai.
Saat perusahaan atau organisasi akan berorientasi pada leading indicators, hal penting yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari leading indicators yang akan dijadikan program kerja. Tantangan yang akan dihadapi adalah kebiasaan dalam membuat suatu program, sebagian besar akan memilih program yang mudah dilakukan dan biaya rendah.
Sebagai contoh ketika kita melakukan pengukuran terhadap keberhasilan suatu pelatihan keselamatan, yang akan kita hitung adalah persentase karyawan yang mengikuti training. Namun, kita tidak menghitung kualitas orang-orang yang mengikuti training tersebut. Jika kita resapi dari beberapa karyawan yang mengikuti pelatihan, hanya beberapa persen saja yang benar-benar mendengarkan dan mengaplikasikan di lapangan agar pekerjaannya berjalan aman.
Pelatihan yang ada hanya mengejar sertifikat,
tanpa diiringi aplikasi di lapangan
Menghitung jumlah karyawan yang mengikuti training tidak akan memberikan data kesesuaian dengan tindakan karyawan di lapangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah Bagaimana cara agar kita tahu peserta training mendapatkan apa saja dari pelatihan itu, dan bagaimana kita tahu dari pelatihan tersebut mampu merubah perilaku mereka untuk bekerja lebih aman.
Jika kita akan menyusun leading indicators safety, berikut ada beberapa kriteria yang akan membantu untuk membuat konsep yang lebih baik:
- Menunjukkan perubahan pada kinerja/performen
- Mengukur secara positif terhadap apa yang dilakukan pekerja vs apa yang gagal dilakukan
- Memberikan keleluasaan pada stakeholder untuk memberikan masukan (feedback)
- menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik
- Menjelaskan hubungan antara keinginan dan dampak yang ditimbulkan
- Menunjukkan pemecahan masalah keselamatan yang ada
- Dapat diprediksi
- Masuk akal untuk dilakukan (credible)