Leading Indicators dan Lagging Indicators dalam Safety
Leading Indicators dan Lagging Indicators-Dalam memantau keberhasilan suatu program kerja, tentunya kita akan melihat indikator-indikator penentu keberhasilan suatu program tersebut. Dalam hal ini sering kita kenal dengan indikator awal (leading indicator) dan indikator akhir (lagging indicator).
Dalam safety kita juga sering melakukan hal ini, hampir setiap akhir tahun suatu perusahaan menentukan objective K3 untuk diterapkan pada tahun berikutnya.
Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan telah menentukan indikator-indikator yang akan dipakai dalam menentukan keberhasilan program keselamatan pada tahun tersebut.
Dalam safety kita juga sering melakukan hal ini, hampir setiap akhir tahun suatu perusahaan menentukan objective K3 untuk diterapkan pada tahun berikutnya.
Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan telah menentukan indikator-indikator yang akan dipakai dalam menentukan keberhasilan program keselamatan pada tahun tersebut.
Ironi Penentuan Objective sebagai lagging indicators
Mengapa kita sulit menjadikan Safety itu prioritas? mengapa banyak perusahaan yang bersikap reaktif pada keselamatan? Pernahkan kita telaah tentang penentuan objective sebagai lagging indicator seperti Severity rate (SR), frequency rate (FR), Jumlah hari hilang, jumlah kerusakan alat, dan lagging indicator lainnya. Bahwa semua itu hanya memberikan informasi kepada kita tentang seberapa parah kecelakaan, seberapa sering, besarnya kerugian dan jumlah hari kerja yang hilang, tapi tidak pernah memberikan informasi mengenai seberapa besar usaha dan seberapa baik usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan pencegahan kecelakaan.
Suatu perusahaan akan memantau nilai ini bulan per bulan, pertengahan tahun, dan akhir tahun. Jika statistik menunjukkan performen yang baik maka semua pengawas, manajemen, dan pekerja dapat dengan tenang dan bergembira. Padahal mereka lupa, bahwa lagging indicator ini banyak sekali yang berkontribusi. Bisa saja statistik menyatakan performen yang baik, tapi kondisi dan tindakan tidak aman masih banyak di lapangan.
Statistik kecelakaan yang baik tanpa diikuti oleh usaha yang baik dalam mencegah kecelakaan , tindakan dan kondisi tidak aman masih banyak di lapangan, akan menjadi suatu bahaya besar (laten) yang sewaktu-waktu dapat meledak.
Memang begitu banyak cara untuk meningkatkan keselamatan menjadi suatu budaya, namun cara yang paling utama seharusnya mengubah bagaimana cara keselamatan itu diukur. Tindakan utama yang harus dilakukan adalah membuat leading indicator yang berorientasi pada sikap yang proaktif untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan karyawan setiap harinya, seperti kebiasaan over speed dalam mengendara, tidak mau mengikuti prosedur, tidak menggunakan apd, dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dari tindakan-tindakan mereka. Selain itu, bentuk leading indicator lainnya adalah meningkatkan pengetahuan karyawan dengan training atau pelatihan, meningkatkan inspeksi untuk meniadakan kondisi tidak aman.
Jika kita melihat di lapangan, perusahaan-perusahaan telah menerapkan program keselamatan yang sangat canggih. Namun kecelakaan masih banyak terjadi, dan kejadinnya sangat sepele-sepele seperti berjalan di perkantoran dan terjatuh mengakibatkan tangan retak, berjalan diatas pipa dan terpeleset mengakibatkan tulang kaki retak, dan lain-lain. Jika hal sepele ini mengakibatkan kecelakaan, tentu hal ini tidak bisa dianggap sepele lagi. di tengah program besar dan canggih dikembangkan, ternyata kecelakaan sepele-sepele ini masih saja menyumbang di statistik. Ini sudah menjadi bahaya besar (laten) yang dikemas dalam bentuk sederhana, dan setiap saat bisa saja terjadi kecelakaan.
Oleh karena itu, mari kita tentukan leading indicators dengan tujuan untuk mencapai lagging indicators yang baik.