Fire Risk Assessment (Bagian-2)

Pengendalian Risiko Kebakaran

Koordinasi dengan penanggung jawab area sangat diperlukan untuk menjelaskan peran dan tanggung jawab masing-masing bagian apabila terjadi suatu kebakaran, dan bagaimana menjaga suatu gedung agar meminimalkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Dalam melakukan pengendalian terhadap risiko kebakaran yang perlu dilakukan adalah:
  1. Evaluasi Risiko Terjadinya kebakaran
  2. Evaluasi Risiko kebakaran terhadap pekerja
  3. Menghilangkan atau mengurangi sumber bahaya kebakaran
  4. Menghilangkan atau mengurangi dampaknya ke pekerja
 
fire risk assessment
Evaluasi Risiko Terjadinya kebakaran

Kemungkinan terjadinya kebakaran akan sangat kecil apabila sumber panas (ignition) berada jauh dengan sumber bahan bakar. Pada umumnya kebakaran dapat terjadi oleh beberpa hal berikut:
  • Ketidaksengajaan, seperti puntung rokok yang belum padam dibuang ke kotak sampah, lilin atau korek api mengenai kain,dan lain-lain
  • Kelalaian, pemeliharaan yang buruk terhdap peralatan kantor seperti kabel, membiarkan tumpukan kertas atau sampah dekat dengan sumber api, dan lain-lain.
  • Kesengajaan, seperti membakar sampah dekat dengan bangunan, mengisi bahan bakar saat mesin masih menyala.
Lakukan pemeriksaan terhadap kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan munculnya kebakaran atau adanya tindakan-tindakan pekerja yang mungkin dapat memicu terjadinya kebakaran.

Evaluasi Risiko Kebakaran terhadap pekerja

Dalam melakukan evaluasi risiko kebakaran terhadap pekerja yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah bagaimana cara api menyebar, api menyebar dengan 3 cara yaitu:  
  • Konveksi (convection), penyebaran api melalui asap yang menyebar ke seluruh ruangan, panas dari asap akan mempercepat terjadinya pembakaran.
  • Konduksi (conduction), Panas didistribuasikan oleh material seperti besi atau dinding, sehingga dapat terjadi kebakaran apabila ada bahan mudah terbakar yang menempel dengan besi tersebut.
  • Radiasi (radiation), radiasi panas akan menyebabkan semua barang yang ada menyerap panas, panas yang berlebihan ini akan mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Sebagian besar orang meninggal diakibatkan oleh keracunan asap yang menyebar ke seluruh ruangan, dan perlu dievaluasi untuk jalur evakuasi bagi pekerja yang berada di lantai atas apabila terjadi kebakaran di lantai bawah. Selalu lakukan simulasi keadan darurat untuk mengetahui kekurangan apa yang perlu diperbaiki.
Menghilangkan atau Mengurangi Sumber Bahaya Kebakaran

Apabila kita akan menghilangkan atau mengurangi sumber bahaya kebakaran tentunya harus menghilangkan salah satu atau lebih dari ketiga unsur api, yaitu  dengan menghilangkan bahan bakar (fuel), menghilangkan sumber pemicu (ignition), atau dengan menghilangkan oksigen.

Jika ketiga unsur tersebut tidak serta merta dapat dihilangkan, maka yang perlu dilakukan adalah mengganti bahan-bahan yang ada untuk mengurangi terbentuknya api.


Record, Plan and Train
Setelah melakukan pengendalian risiko kebakaran, yang perlu dilakukan adalah mendokumentasikan semua temuan dan kekurangan untuk dilakukan perbaikan, merencanakan program, dan memberikan pelatihan terhadap team emergency dan seluruh pekerja.
Pelatihan dan simulasi kepada pekerja sangat diperlukan untuk mengetahui respon karyawan saat terjadi keadaan darurat, dan memberikan pemahaman kepada seluruh karyawan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat terjadi kebakaran.
Pemasangan detektor juga sangat dianjurkan untuk memberikan informasi sedini mungkin terkait adanya bahaya kebakaran, detektor yang sering diguanakn adalah : smoke detector, heat detector .

Tempatkan denah atau layout jalur evakuasi pada setiap ruangan di gedung dan beri tanda-tanda atau rambu yang jelas untuk menuju tempat berkumpul.
contoh denah jalur evakuasi

Review

Fire risk assessment ini harus dilakukan peninjauan secara berkala untuk mengatahui masih sesuai atau tidaknya terhadap kondisi yang ada.

Sumber : Fire safety risk assessment, www.firesafetyguides.communities,gov,uk

Post a Comment for "Fire Risk Assessment (Bagian-2)"