Kosongkan Gelas
Dalam artikel sebelumnya tentang instruktur egois vs peserta egois dan peran antagonistelah disebutkan bahwa kita harus mengosongkan gelas terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran. Namun, hal ini ternyata tidak hanya untuk proses belajar mengajar saja, pada saat diskusi pun kita harus mengosongkan gelas.
Gelas disini kita ibaratkan sebagai wadah yang menampung pengetahuan kita, jika wadah ini kita biarkan penuh, maka ilmu-ilmu baru tidak akan mampu masuk ke diri kita. Gelas yang penuh akan membuat si empunya merasa sudah memiliki pengetahuan, hal ini yang akan menghambat ilmu baru masuk ke diri kita.
Begitu banyak kita lihat orang-orang debat kusir pada saat diskusi, hal ini tidak lain dikarenakan semua pihak tidak mau mengosongkan gelasnya. Mereka bersikukuh dengan pendapat masing-masing.
Jika hal ini terjadi, diskusi yang dilakukan akan keluar dari topik yang ingin dituju (out of topic). Dan semakin jauh lagi, mereka akan saling menjatuhkan pendapat yang lain, terus berbicara walaupun arah pembicaraannya sudah tidak menentu, yang lebih parah banyak orang yang tidak bisa mengontrol dirinya untuk terus bicara walaupun tidak menguasai materi.
Dalam suatu diskusi yang perlu kita ingat adalah latar belakang dan tujuan apa yang akan kita capai, oleh karena itu semua anggota harus berusaha mencapai tujuan tersebut. John C Maxwell pernah berkata “Sasaran itu jauh lebih Penting daripada Peran”. Bukan jamannya lagi ingin dipuji mempunyai peran lebih, bukan jamannya lagi berkata “itu karena ada saya’, “itu dulu saya yang membangun”.
Mari kita mulai merendahkan ego kita untuk mau mengosongkan gelas, jadikan ilmu dan pengetahuan kita sebagai dasar untuk memberikan pendapat yang membangun, untuk menciptakan ide, dengan tetap menghargai pendapat orang lain.
Jabat erat
Darmawan Saputra
Sumber : www.darmawansaputra.com
Post a Comment for "Kosongkan Gelas"