Keselamatan Kerja Dan Hukum Alam
Keselamatan Kerja – Menyambut bulan K3 Nasional 2018, dengan tema pokok “Melalui budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mendorong terbentuknya Bangsa yang Berkarakter”. Tema yang sangat kompetitif dan visioner.
Bagaimana Kondisi Masyarakat Indonesia Saat Ini ?
Jika kita lihat masyarakat Indonesia (Masyarakat umum dan Industri) masih sangat menggantungkan keselamatan pada keberuntungan atau “Bejo”.
Coba kita lihat di jalan raya masih banyak kita jumpai pengendara motor sambil ber-HP ria, tanpa helm dan melanggar lalu lintas. Begitupun yang mengendarai mobil, masih banyak yg bangga saat melanggar.
Masyarakat industri atau pekerja pun begitu, banyak pekerja yg masih belum mengindahkan aturan, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan lain sebagainya.
Banyak orang yang menganggap kecelakaan (kecelakaan kerja atau di jalan raya) disebabkan “SIAL” belaka. Walaupun melanggar aturan pun mereka tidak akan celaka kalau pas tidak apes. Dan kalaupun kecelakaan, jika Tuhan tidak menghandaki maka mereka akan tetap selamat. Inilah paradigma yg banyak berkembang di masyarakat.
Apa yang mereka Lupakan ?
Allah SWT menciptakan Bumi ini sangat sempurna, rinci dan seimbang. Salah satu yang diciptakan adalah “Hukum Alam” seperti Gravitasi.
Kita sering lupa bahwa secara fisik (badaniah), kita semua akan mengikuti hukum alam itu.
Contoh : pekerja di ketinggian,kalau tidak pakai sabuk keselamatan (safety harness) jika mereka jatuh maka gaya gravitasi akan berlaku.
Tidak pakai helm saat berkendara, jika terjatuh maka sekeras apapun kepala manusia pasti masih kalah keras dengan aspal (walaupun orang yg paling keras kepala sekalipun).
Tapi ada aja orang yang mengalami kecelakaan tapi tidak cidera (kalau lihat kecelakaannya seharusnya cidera atau mati), iya bisa aja seperti itu, itulah yg dinamakan Mukjizat dari Allah SWT.
Namun apakah Allah akan mengeluarkan Mukjizatnya secara terus menerus ? Itu kuasa Allah
Kita lihat peluangnya,,mana yang lebih besar terjadi ketika kita melanggar hukum alam. Apakah Allah akan memberikan mukjizat atau kita sebagai manusia akan mengikuti hukum alam.
Misal, bekerja di ketinggian 11 meter tanpa safety harness. Terus jatuh…kita selamat karena mukjizat atau kita akan patah tulang atau mati karena mengikuti hukum alam (lihat peluangnya ya..)
Mengikuti ketetapan Allah SWT merupakan salah satu bentuk berserah diri, namun apakah seperti itu bentuk berserah dalam hal keselamatan.
Tentu tidak..
Kita harus berusaha terlebih dahulu,baru kemudian berserah.
Contoh :
Kita meletakkan barang berharga di luar rumah, dan beranggapan bahwa kalau barang hilang berarti sudah takdir dari Tuhan (berserah diri).
Atau
Anda akan memasukkan barang tersebut dan menjaga dibdalam rumah,jika tetap dicuri baru itulah takdir Tuhan.
Tentu bentuk berserah yg paling tepat adalah contoh ke dua.
Begitupun di Keselamatan Kerja, kita harus usaha terlebih dahulu baru kemudian berserah kepada Tuhan YME.
Kaidah K3 itu meminimalkan peluang kecelakaan, dan yang menyempurnakan adalah doa.
Bagaimana dari Pemerintah ?
Sayangnya, pemerintah pun sepertinya masih belum concern penuh ingin membudayakan K3. Bisa kita lihat iklan motor kebut-kebutan, sinetron anak muda mengendarai motor ugal-ugalan, sinetron yg menunjukkan mengendarai mobil tanpa seat belt atau sambil telepon. Lulus sensor #tepokjidat
Propaganda ini yang bikin masyarakat sedikit banyak menyontoh perilaku berkendara tidak aman.
Untuk membentuk karakter tentu harus didukung oleh semua stakeholder, dan televisi selaku media pembentuk opini pun harus berperan. Yang diperkuat oleh praktisi dan akademisi.
Dengan Bulan K3 Nasional, pemerintah melalui Kemenaker telah memiliki Visi untuk membudayakan K3 di Indonesia.
PASTI BISA
Post a Comment for "Keselamatan Kerja Dan Hukum Alam"