Polusi Udara Menjadi Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2019
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019 – UNEP ( The UN Environment Programme) merupakan bagian dari PBB yang menangani mengenai Lingkungan selalu menyelenggarakan acara untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Peringatan hari lingkungan setiap tahunnya diperingati pada tanggal 5 juni dan negara-negara yang tergabung ditunjuk sebagai tuan rumah.
Pada penyelenggaraan World Environment Day 2019 (WED 2019) yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2019 mendatang menunjuk China sebagai tuan rumah penyelenggara. Tema yang diusung pada peringatan hari lingkungan hidup tahun 2019 adalah “polusi udara”.
dikutip dari www.unenvironment.org bahwa Sekitar 7 juta orang di seluruh dunia meninggal secara prematur setiap tahun dari polusi udara, dengan sekitar 4 juta dari kematian ini terjadi di Asia-Pasifik. Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019 akan mendesak pemerintah, industri, masyarakat, dan individu untuk bersama-sama mengeksplorasi energi terbarukan dan teknologi hijau, dan meningkatkan kualitas udara di kota-kota dan wilayah di seluruh dunia.
Fakta yang mengejutkan tentang polusi udara diantarnya:
- 92 persen orang di seluruh dunia tidak menghirup udara bersih
- Polusi udara merugikan ekonomi global $ 5 triliun setiap tahun dalam biaya kesejahteraan
- Polusi ozon tingkat dasar diperkirakan akan mengurangi hasil panen pokok sebesar 26 persen pada tahun 2030
Bagaimana Dengan di Indonesia ?
Jika Anda ingin melihat Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) pada daerah-daerah di Indonesia dapat Anda lihat pada situs KLHK Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (http://iku.menlhk.go.id/). Di sana akan terlihat kualitas udara pada beberapa kota yang ada di Indonesia sesuai dengan kriteria kualitas udara yang tertuang di dalam KEP-45/MENLH/10/1997.
Dilihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik mengenai Statistik Lingkungan Hiduo Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia, BPS mencatat untuk tahun 2015 jumlah kendaraan penumpang sebanyak 13.480.973 unit, sedangkan pada tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi 15.424.890. Untuk Mobil Bus juga mengalami peningkatan walaupun tidak sebanyak mobil penumpang, pada tahun 2015 jumlah bus tercatat 2.420.917 unit dan tahun 2017 mencapai 2.490.748 unit.
Mobil truk pada tahun 2015 sebanyak 6.611.028 unit dan tahun 2017 mencapai 7.281.224 unit. Yang sangat signifikan adalah peningkatan kendaraan motor roda 2, di tahun 2015 tercatat sebanyak 98.881.267 unit kendaraan motor roda dua yang ada di Indonesia, namun pada tahun 2017 jumlah itu meningkat sangat drastis dengan jumlah mencapai 111.470.878 unit.
Peningkatan jumlah kendaraan tentu bisa memberikan indikasi bahwa polutan udara juga akan meningkat, namun sebenarnya sumber pencemar bukan hanya dari kendaraan bermotor saja. berikut beberapa sumber pencemar udara yang sampai sekarang masih banyak kita jumpai.
Sumber Pencemar Udara
Di Indonesia sumber pencemar udara dapat berasal dari kebakaran lahan gambut, kendaraan bermotor, cerobong asap industri, debu dan lain sebagainya. Namun secara global, sumber pencemar dapat berasal dari Pertanian, transportasi, industri, rumah tangga, sampah.
Pertanian
Ada dua sumber utama polusi udara dari pertanian: ternak, yang menghasilkan metana dan amonia, dan pembakaran limbah pertanian. Emisi metana berkontribusi pada ozon di permukaan tanah, yang menyebabkan asma dan penyakit pernapasan lainnya. Metana juga merupakan gas pemanasan global yang lebih kuat daripada karbon dioksida – dampaknya 34 kali lebih besar selama periode 100 tahun. Sekitar 24 persen dari semua gas rumah kaca yang dipancarkan di seluruh dunia berasal dari pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya.
Ada banyak cara untuk mengurangi polusi udara dari sumber ini. Orang-orang dapat beralih ke pola makan nabati dan / atau mengurangi limbah makanan, sementara petani dapat mengurangi metana dari ternak dengan mengoptimalkan kecernaan pakan dan meningkatkan pengelolaan padang rumput dan rumput.
Industri
Di banyak negara, produksi energi adalah sumber utama polusi udara. Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan kontributor utama, sementara generator diesel menjadi perhatian yang berkembang di daerah off-grid. Proses industri dan penggunaan pelarut, dalam industri kimia dan pertambangan, juga mencemari udara.
Kebijakan dan program yang bertujuan meningkatkan efisiensi energi dan produksi dari sumber terbarukan berdampak langsung pada kualitas udara suatu negara. Saat ini, 82 negara dari 193 negara memiliki insentif yang mempromosikan investasi dalam produksi energi terbarukan, produksi bersih, efisiensi energi, dan atau pengendalian polusi.
Transportasi
Sektor transportasi global menyumbang hampir seperempat dari emisi karbon dioksida terkait energi dan kenaikannya. Emisi transportasi ini telah dikaitkan dengan hampir 400.000 kematian dini. Hampir setengah dari semua kematian akibat polusi udara dari transportasi disebabkan oleh emisi diesel, sementara mereka yang tinggal paling dekat dengan arteri lalu lintas utama hingga 12 persen lebih mungkin didiagnosis dengan demensia.
Mengurangi emisi kendaraan adalah intervensi penting untuk meningkatkan kualitas udara, terutama di daerah perkotaan. Kebijakan dan standar yang mengharuskan penggunaan bahan bakar yang lebih bersih dan standar emisi kendaraan canggih dapat mengurangi emisi kendaraan hingga 90 persen atau lebih.
Limbah
Pembakaran limbah terbuka dan limbah organik di tempat pembuangan sampah melepaskan dioxin, furan, metana, dan karbon hitam yang berbahaya ke atmosfer. Secara global, sekitar 40 persen limbah dibakar secara terbuka. Masalahnya paling parah di wilayah urbanisasi dan negara berkembang. Pembakaran terbuka limbah pertanian dan / atau kota dilakukan di 166 dari 193 negara.
Meningkatkan pengumpulan, pemisahan, dan pembuangan limbah padat mengurangi jumlah limbah yang dibakar atau ditimbun. Memisahkan limbah organik dan mengubahnya menjadi kompos atau bioenergi meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan sumber energi alternatif. Mengurangi sekitar sepertiga dari semua makanan yang hilang atau terbuang juga dapat meningkatkan kualitas udara.
Rumah tangga
Sumber utama polusi udara rumah tangga adalah pembakaran bahan bakar fosil dalam ruangan, kayu dan bahan bakar berbasis biomassa lainnya untuk memasak, memanaskan dan menyalakan rumah. Sekitar 3,8 juta kematian dini disebabkan oleh polusi udara dalam ruangan setiap tahun, sebagian besar di dunia berkembang.
Dari 193 negara, 97 negara telah meningkatkan persentase rumah tangga yang memiliki akses ke bahan bakar yang lebih bersih hingga lebih dari 85 persen. Namun, tiga miliar orang terus menggunakan bahan bakar padat dan api terbuka untuk memasak, memanaskan, dan penerangan. Adopsi kompor dan bahan bakar yang lebih bersih dan modern dapat mengurangi risiko penyakit dan menyelamatkan jiwa.
Langkah Apa Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Mengurangi Polusi Udara
Untuk mengurangi beban polusi udara tentu memerlukan kerjasama semua pihak (tidak hanya di Indonesia, melibatkan seluruh negara), namun kita sebagai masyarakat tentu bisa melakukan hal-hal kecil untuk bisa berpartisipasi dalam mengurangi beban pencemar di udara, diantaranya :
- Cegah kebakaran hutan dan lahan
- Jangan membakar sampah, mencari alternatif lain untuk mengatasi sampah. misal : kompos, daur ulang, dan lain-lain
- Patuhi emisi gas buang untuk kendaraan pribadi
- Gunakan kendaraan umum
- Gunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, termasuk mengganti kayu dengan kompor gas
- Jangan merokok
- dan lain-lain
Referensi :
- https://www.unicef.org/indonesia/id/Air_Pollution_Indonesia_Bahasa_Indonesia.pdf
- https://www.unenvironment.org/news-and-stories/press-release/china-host-world-environment-day-2019-air-pollution
- Statistik Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2018, BPS
Post a Comment for "Polusi Udara Menjadi Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2019"